Kolaberasi
Komunitas Belajar, Berbagi dan Beraksi
SDN Serang 03
Komunitas Belajar, Berbagi dan Beraksi
SDN Serang 03
Selasa, 7 Januari 2025 | Pkl. 20.45
Mengawali KBM di semester 2, SDN Serang 03 kembali menggelar kegiatan kolaberasi. Kegiatan ini dilaksanakan di hari pertama masuk sekolah, yaitu Senin, 6 Januari 2025. Kegiatan ini mengangkat tema “Sosialisasi Pembaruan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025”. Tema ini diangkat seiring adanya kebijakan baru dari pemerintah mengenai pembaruan pengelolaan kinerja yang akan dimulai di awal tahun 2025. Hadir dalam kegiatan ini Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd. dan Siti Roihatul Mila, S.Pd. sebagai narasumber.
Siti Roihatul Mila, S.Pd. menuturkan bahwa dalam Pengelolaan Kinerja terbaru ini terdapat 3 pembaruan, diantaranya : 1) Tidak ada poin pengembangan kompetensi, pegawai cukup mengisi refleksi kegiatan sebagai bahan dialog kinerja dengan atasan; 2) Tidak perlu unggah dokumen, dokumen cukup ditunjukkan kepada atasan diluar system; 3) Pegawai cukup satu kali dalam setahun dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang berbasis semester atau 2 kali dalam setahun.
Siti Roihatul Mila, S.Pd. menambahkan bahwa dalam Siklus Peningkatan Kinerja tidak ada perbedaan dengan tahun sebelumnya, yaitu meliputi observasi, diskusi, upaya tindak lanjut hingga refleksi di akhir kegiatan pegawai. Sedangkan dalam konteks penilaian, secara periodik pegawai dapat ditetapkan predikatnya mengikuti kebijakan daerah (bulanan/ triwulan) untuk kemudian di akhir tahun anggaran ditetapkan predikat kinerja tahunannya.
Kegiatan sosialisasi ini dilanjutkan dengan menyimak video tutorial mengenai alur masuk ke dalam situs pengelolaan kinerja dipandu Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd.
“Adanya pembaruan Pengelolaan Kinerja 2025 ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para guru dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kinerja,” pungkas Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd. yang merangkap sebagai Kepala SDN Serang 03.
Sabtu, 23 November 2024 | Pkl. 23.00
Sabtu, 23 November 2024 untuk ke sekian kalinya SDN Serang 03 menggelar sesi berbagi praktik baik dalam kombelnya. Hadir pada kesempatan kali ini Ega Kurniawan, S.Pd. membawakan materi Perbedaan JPG, PNG dan GIF. Ketiganya merupakan bentuk file yang sering diunduh dan diedit oleh para guru dari internet.
Di era yang serba canggih ini penggunaan foto dan gambar sangat diperlukan untuk keperluan desain seperti media publikasi, media pembelajaran, presentasi, bahkan untuk keperluan administrasi dan pelaporan. Keberadaan gambar memegang peranan penting untuk mengilustrasikan suatu kondisi.
Ega Kurniawan, S.Pd. menyebutkan bahwa JPG atau JPEG merupakan bentuk file hasil kompresan atau pengurangan kualitas sehingga ukurannya menjadi lebih kecil. Bagi para desainer mereka akan dengan mudah melihat penurunan kualitas gambar ini. File-file foto biasanya berada dalam bentuk JPG. Dengan kualitas gambar yang lebih kecil akan dapat memudahkan dalam proses pengiriman di media social, seperti Whatsapp.
Bentuk ke dua yaitu PNG. Berbeda dengan JPG, PNG memiliki kualitas gambar yang lebih bagus, dan memiliki background yang transparan. Dengan kelebihan inilah bentuk PNG biasanya lebih disukai para desainer media, karena dapat membuat desain dengan mudah tanpa perlu repot-repot menghilangkan background seperti pada beberapa tahun silam. Namun, kekurangan dari PNG adalah ukuran filenya yang cukup besar. Sehingga kurang disukai untuk transfer gambar antar pengguna media social.
Bentuk terakhir adalah GIF. Keunikan dari bentuk file ini adalah kemampuannya untuk bergerak secara animasi walau terbatas hanya beberapa detik saja. Namun demikian, hal ini sangat membantu menyampaikan pesan gambar dengan animasi, menarik dan ukuran yang ringan.
Zaman semakin menuntut kita untuk dapat menguasai IT, salah satunya pemahaman yang baik pada pemilihan dan editing gambar/ foto. Para ahli menyebutkan “A Picture is Worth a Thousand Words“, atau "Satu gambar setara dengan seribu kata”. Hal ini bermakna gagasan bahwa ide kompleks dapat disampaikan hanya dengan satu foto.
Selasa, 5 November 2024 || Pkl. 20.50
Selasa, 5 November 2024 SDN Serang 03 kembali menggelar diseminasi praktik baik. Kegiatan yang dilakukan secara rotasi ini dilaksanakan di jam istirahat. Di tengah kesibukannya para guru memanfaatkan waktu sempit ini untuk saling berbagi informasi, hasil seminar/ pelatihan dan berbagi praktik baik.
Hadir dalam kesempatan ini Ika Pratiwi, S.Pd., Ratu Aliya Ijmaliyani, S.Pd., dan Eli Mulyani, S.Pd. Ketiganya mengangkat tema yang sangat menarik, yaitu Pendidikan Inklusif, Kesulitan Anak dalam Belajar dan Perencanaan Berbasis Data.
Dalam presentasinya Ika Pratiwi, S.Pd. memaparkan makna dari pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif merupakan pendidikan untuk semua dimana tidak ada diskriminasi dan sangat mengindahkan keragaman yang ada di lingkungan belajar.
Dalam paparannya Ika Pratiwi menyebutkan bahwa dalam pendidikan inklusif setiap peserta didik berhak mendapatkan asesmen dan akomodasi yang layak sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Dengan adanya asesmen awal yang baik, seorang guru akan mampu memetakan kebutuhan belajar siswa sesuai profil belajar yang diperoleh dari hasil asesmen. Hal ini akan berpengaruh pada perencanaan dan pengaturan kelas yang dilakukan guru sebelum pembelajaran dimulai. Sebagai contoh, siswa yang mengalami gangguan pendengaran duduk di muka guru agar dapat melihat gerak bibir guru ketika berbicara. Siswa dengan gangguan penglihatan diposisikan dekat dengan papan tulis. Sedangkan siswa dengan hambatan motoric diposisikan di baris pinggir dekat dengan pintu agar mudah keluar masuk kelas dan meletakkan tongkat atau kursi roda
Ratu Aliya Ijmaliyani, S.Pd melanjutkan estafet presentasi dengan memaparkan Kesulitan Anak dalam Belajar. Beliau memaparkan bahwa terdapat beberapa jenis kesulitan anak dalam belajar, yaitu :
· Dyslexia (kesulitan membaca)
· Dyscalculia (kesulitan berhitung)
· Dysphasia (kesulitan berbahasa lisan)
· Disgrafia (kesulitan menulis)
Dalam paparannya beliau juga memaparkan gejala, penyebab dan karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut serta strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, seorang guru perlu melakukan asesmen awal terlebih dahulu dengan instrument yang tepat.
Eli Mulyani, S.Pd. melanjutkan paparan dengan mengangkat tema Perencanaan Berbasis Data. Paparan ini merupakan salah satu materi yang beliau pelajari di Portal Merdeka Mengajar (PMM). Beliau menjelaskan bahwa Perencanaan Berbasis Data adalah pendekatan yang memanfaatkan data dan informasi yang ada untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif dalam perencanaan kegiatan, termasuk dalam konteks pendidikan.
Tujuan utama dari perencanaan berbasis data ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan memahami kebutuhan spesifik masing-masing daerah. Dengan menggunakan data, seperti hasil ujian, tingkat kehadiran, dan umpan balik dari siswa dan guru, para pengambil keputusan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengembangkan strategi yang lebih tepat sasaran.
Pendekatan ini memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan efisien dan bahwa setiap tindakan yang diambil didasarkan pada bukti konkret, bukan asumsi atau perkiraan semata.
Senin, 4 November 2024 || Pkl. 21.23
Senin, 4 November 2024 SDN Serang 03 kembali menggelar berbagi praktik baik dalam kegiatan komunitas belajarnya, kolaberasi. Hadir sebagai narasumber Ajeng Annisa, S.Pd., salah seorang wali kelas 4. Beliau mengangkat tema Teknik Perancangan Modul P5.
Ajeng Annisa, S.Pd. menyebutkan bahwa penerapan P5 didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan di masyarakat. P5 tidak harus menghasilkan produk dan bisa dilakukan secara sederhana. Sebisa mungkin sekolah menghindari acara yang terkesan berpesta pora hingga menghabiskan biaya. Pihak sekolah harus focus pada esensi yang diharapkan dari adanya kegiatan P5, yaitu menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila.
Dengan adanya kegiatan P5 diharapkan tumbuhnya sikap, keterampilan dan karakter siswa yang lebih baik dari sebelumnya. Ada banyak kemampuan yang bisa dikembangkan selain kita berorientasi pada produk, yaitu kemampuan public speaking, pertunjukkan, keterampilan menulis (karena ada pembuatan laporan-laporan), keterampilan presentasi, pembiasaan sikap baik. Sebagai contoh dalam pengelolaan sampah plastic, siswa berubah dari acuh menjadi peduli terhadap sampah
Ajeng Annisa, S.Pd., menyarankan agar kegiatan P5 dapat berjalan dengan baik, terstruktur dan terarah, ada baiknya pihak sekolah membuat sebuah modul P5. Komponen modul diantaranya informasi umum, komponen inti, lampiran berupa dokumentasi.
Adapun tahapan menyusun kegiatan P5 agar dapat berjalan dengan baik adalah sbb :
1. Konsultasi dengan kepala sekolah
2. Melihat potensi sekolah (adiwiyata jadi mengambil tema tentang sampah)
3. Lakukan asesmen diagnostic
4. Tentukan tema dan topic
5. Pendidik menentukan dimensi P5
6. Guru merencanakan jenis, teknik dan instrument assesmen yang akan dilakukan
7. Menyusun modul
8. Menentukan komponen
9. Mengkolaborasikan kegiatan proyek
10. Modul siap digunakan
11. Evaluasi
Tahapan di atas sering kami lakukan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. “Alhamdulillah sepanjang kami mengikuti alur di atas kegiatan P5 kelas kami -4A, 4B dan 4C, dapat berjalan dengan lancer dan mendapat dukungan dari pihak sekolah maupun wali murid,” ujar Ajeng Annisa, S.Pd., menutup presentasinya.
Berbagi praktik baik selanjutnya dibawakan oleh Enelsa Ramadhanti, S.Pd., wali kelas 4. Beliau mengangkat tema Pembelajaran Berbasis CRT.
Enelsa Ramadhanti, S.Pd., memaparkan bahwa CRT adalah pendekatan budaya yang ada di Indonesia dalam pembelajaran. Tujuan CRT adalah untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya pada siswa. Budaya tersebut akan diintegrasikan dengan pembelajaran. Sehingga diharapkan muncul sikap saling menghargai, menghormati dalam diri peserta didik.
Cara mengimplementasikan CRT ada 3 tahap, yaitu
1. Mengidentifikasi latar belakang peserta melalui asesmen nonkognitif
Kita bisa melakukan asesmen terlebih dahulu untuk melihat sejauh apa keragaman siswa yang akan kita bimbing.
2. Mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran
Hal ini dapat dilakukan, misalnya dalam pembuatan kolase. Kebudayaan diintegrasikan dalam makanan tradisional, pakaian, rumah adat, alat music tradisional, dll. Saya praktikkan dalam pembelajaran kolase di kelas, siswa dibuat perkelompok dengan mengangkat tema Kebudayaan Baduy. Ada kelompok rumah baduy seperti sulah baduy, makanan baduy, pakaian baduy, alat music tradisionalnya.
3. Membangun lingkungan yang inklusif
“Dengan menerapkan CRT ini siswa menjadi bertambah luas wawasannya dan tumbuh rasa saling menghormati. Sebagai contoh siswa yang semula hanya tahu sate bandeng sebagai makanan khas, kini mereka mengetahui berbagai jenis makanan khas lainnya, “ ujar Enelsa menutup prasentasi
Selasa, 23 Juli 2024 | Pkl. 21.21 WIB
Download Sertifikat - SDN Serang 03
Download Sertifikat - SD di Gugus III
Implementasi Kurikulum Merdeka semakin memanaskan dunia pendidikan. Berbagai praktik baik inovatif semakin memicu dan memacu adrenalin para guru untuk terus berkarya. Tidak ketinggalan SDN Serang 03, melalui kombelnya ikut andil berbagi praktik baik pada hari Sabtu, 20 Juli 2024, dengan mengambil tema "Workshop Penyusunan KSP dan Berbagi Praktik Baik".
Acara tersebut dihadiri Pengawas Gugus III Kecamatan Serang, Hj. Ade Fatmawati, M.Pd, para kepala sekolah, dan perwakilan guru yang berada dalam naungan Gugus III.
Kegiatan dibuka oleh kepala SDN Serang 03, Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd. yang juga merangkap sebagai ketua kombel SDN Serang 03, Kolaberasi. Sedangkan bertindak sebagai moderator adalah Siti Roihatul Mila, S.Pd., calon guru penggerak angkatan 11.
Kegiatan yang singkat dan padat itu diawali dengan sosialisasi penyusunan KSP oleh Ade Amaliah, M.Pd, selaku bidang kurikulum SDN Serang 03. Beliau mengupas tuntas bagaimana teknik menyusun kurikulum bagi sebuah satuan pendidikan, sebagai induk dari pembelajaran yang akan diselenggarakan di sekolah. Beliau menjabarkan bahwa kondisi demografis dan keberagaman sosio-kultural peserta didik harus menjadi dasar bagi sebuah sekolah dalam menyusun KSP.
Tak ketinggalan, Hari Widodo, M.Pd., kepala SD Negeri Karang Tumaritis, turut menghebohkan ruangan dengan inovasinya membuat lagu dengan kecerdasan buatan, AI. Tak kurang dari 5 menit, beberapa kata kunci yang dituliskan mampu disulap menjadi sebuah lirik lagu lengkap dengan nada dan iramanya. Inovasinya ini sontak membuat peserta berdecak kagum.
Praktik baik selanjutnya disajikan oleh Andi Muhyi, M.Pd. Beliau merefleksikan hasil kinerjanya sebagai wali kelas 6 SDN Serang 03, hingga lahirlah sebuah aplikasi untuk menganalisis assesmen diagnostik bernama Prof. Budi yang merupakan akronim dari Profil Belajar dan Kebutuhan Peserta Didik. Aplikasi ini dapat membantu guru-guru dalam mendeskripsikan secara rinci latar belakang, kesiapan belajar, hingga kondisi sosio-emosional siswa. Aplikasi ini pun mampu mengorganisir pemetaan profil siswa dalam waktu singkat. Hasil analisis assesmen ini akan bersinergi dengan pembelajaran dengan pendekatan berdifferensiasi. Guru akan mendapatkan peta informasi mana siswa yang membutuhkan bimbingan, dan mana siswa yang membutuhkan tantangan.
Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari Astri Sulastri, S.Pd., atau yang akrab dipanggil Mis Astri. Beliau menyajikan poster dengan warna tajam dan fitur-fitur yang menarik dari Canva dengan tema Keyakinan Kelas. Beberapa poin kesepakatan siswa yang telah beliau lakukan selama MPLS telah tertuang di sana. Salah satunya kesepakatan mengenai anti bullying. "Penting bagi guru untuk membuat komitmen bersama siswa melalui keyakinan kelas di awal tahun pelajaran ini," ujar Hj. Ade Fatmawati, M.Pd., pengawas Gugus III.
Tak berhenti di sana, dua orang srikandi melanjutkan estafet praktik baik SDN Serang 03, Maesaroh, S.Pd. dan Elin Kusmawati, S.Pd. Keduanya berkolaborasi berbagi pengalaman belajarnya dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10. Maesaroh, S.Pd. melayangkan teknik STOP yang mampu merelaksasi para peserta melalui teknik pernafasan. Sedangkan Elin Kusmawati, S.Pd. berbagi praktik baik mengenai Disiplin Positif. Peserta diajak melakukan refleksi diri tentang posisi kontrol guru. "Dari 5 posisi kontrol ini, posisi manajerlah yang dianggap paling baik bagi guru sebagai pendidik," jelasnya.
Kegiatan inspiratif dan kreatif ini mendapat apresiasi penuh dari para peserta. Hj. Ade Fatmawati, M.Pd. sampai melayangkan sebuah pantun apresiasi. "Cakeeep ...!," seru peserta mengiringi kalimat demi kalimat yang dibacakan. "Sekarang SDN Serang 03 unjuk gigi, pada praktik baik selanjutnya Bapak Ibu harus bersiap-siap. Gugus III pasti bisa," ujarnya membakar semangat para guru sambil menutup acara.
Jam kantor makin menunjukkan jam kepulangan. Sang surya makin merangkak naik memanggang bumi. Namun hal itu tidak menyurutkan guru-guru SDN Serang 03 untuk belajar dan berbagi di siang itu.
Kombel SDN Serang 03, Kolaberasi, siang itu kembali mengadakan kegiatannya yang ke dua. Tema yang diusung pada kombel kali ini adalah Pemanfaatan AI dalam Canva untuk Pembuatan Desain Grafis. Acara dibuka oleh Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd., yang merangkap sebagai ketua kombel.
Hadir sebagai pemateri adalah Astri Sulastri, S.Pd., atau yang dipanggil akrab Mis Astri. Beliau memaparkan sejumlah urgensi agar para guru mampu menguasai sebuah aplikasi desain grafis yang mudah, menarik, dan cepat yang dikenal sebagai Canva. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai desain seperti desain atribut kelas, spanduk, flyer, twibbon, presentasi, stiker kelas, bahkan media pembelajaran yang unik dan menarik.
Hal penting lainnya, kini Canva telah mempersilakan fitur-fitur berbayarnya untuk dapat diakses secara gratis oleh para guru di nusantara. Setiap guru yang memiliki email belajar.id., akan dapat menggunakan kemudahan fasilitas ini. Tentunya hal ini jangan sampai dilewatkan begitu saja oleh kita sebagai guru abad 21.
Mis Astri pun memaparkan bahwa belum lama ini, Canva telah dilengkapi dengan kecerdasan buatan, AI. Dengan adanya AI, kita akan semakin mudah membuat desain sesuai yang kita inginkan.
Mis Astripun lalu menunjukkan bagaimana mengoperasikan AI dalam membuat slide presentasi. AI dimanfaatkan dalam mencarikan desain yang diinginkan, membuat konten materi presentasi secara cepat, hingga menerjemahkan bahasa secara kilat. Sayangnya waktu bergulir begitu cepat. Fitur lain seperti membuat presenter AI tidak tersampaikan.
"Aplikasi Canva ini sangat membantu kita sebagai guru, kemudahan akses dan fitur-fitur yang telah dispesialkan bagi para guru jangan sampai dilewatkan," ujar Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd. mengapresiasi praktik baik yang telah dilakukan Mis Astri.**
Minggu, 28 Januari 2024 | Pkl. 22:34 WIB
Kolaberasi, sebuah komunitas belajar para guru SDN Serang 03, pada Jumat, 26 Januari 2024, mengadakan kegiatan belajar dan berbagi dengan mengangkat topik Tools Online : Microsite dan Wordwall. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana di tahun 2024 sejak bergulirnya kebijakan satu pintu e-kin dan PMM. Kedua tools tersebut sedang banyak digandrungi dunia pendidikan.
Microsite adalah platform penyedia situs mini yang sangat mudah dan praktis digunakan sebagai media informasi. Sedangkan wordwall salah satu tools game edukatif yang dapat digunakan secara daring maupun luring dalam pembelajaran. Penggunaan game edukatif ini diharapkan dapat menyaingi mabar (main bareng) game online yang kian merebak di kalangan siswa. "Platform ini sudah sesuai dengan kurikulum merdeka yang memungkinkan seorang guru untuk memanfaatkan perkembangan digital sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap pembelajaran peserta didik menjadi lebih menarik." ujar Ade Amaliah, M.Pd, bidang kurikulum SD Negeri Serang 03
Kegiatan ini akan berlanjut setiap pekan dengan mengangkat topik yang berbeda-beda, diantaranya Pemanfaatan AI dalam Canva, Desain Sendiri Twibbonmu, My Quizziz, Assesmen, dll. Para tutor merupakan para guru, yang diberikan jadwal secara bergilir. Sedangkan materi yang disajikan tidak lebih dari materi yang diampu oleh masing-masing tutor hasil dari refleksi diri, hasil praktik baik, atau hasil keikutsertaanya dalam suatu pelatihan.
"Aplikasi yang digunakan sangat bagus, menarik dan mudah dipahami. Selamat berinovasi, dan berkolaborasi, Bapak/ Ibu guru!" sahut Hj. Ratu Hujaemah, M.Pd., Kepala SD Negeri Serang 03.
Kegiatan tidak memakan waktu lama, efektif hanya sekitar 45 - 60 menit dan dilanjutkan dengan pembelajaran mandiri, diskusi dan pembuatan produk di hari-hari berikutnya. Dengan durasi pendek ini diharapkan dapat memicu para guru untuk dapat terus up to date dengan informasi-informasi terbaru dalam dunia pendidikan dan terampil dalam implementasi aksi nyata seiring dengan perkembangan kurikulum yang semakin dinamis.***